Menghafal Al Quran sering dianggap aktivitas yang sulit, padahal Allah SWT menjamin bahwa menghafal Al Quran itu mudah.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al Qamar: 17
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ
“Sungguh, Kami benar-benar telah memudahkan Al-Qur’an sebagai pelajaran. Maka, adakah orang yang mau mengambil pelajaran?”
Ust. Adi Hidayat, Lc., M.A. menjelaskan ayat di atas dalam beberapa poin.
Untuk mempermudah kita memahami ayat tersebut, beliau membaginya dalam 4 poin atau penggalan kata.
- وَلَقَدْ
- يَسَّرْنَا
- الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ
- فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ
Yang masing-masing poinnya punya penjelasan sendiri-sendiri.
Penjelasan Dalil Menghafal Al Quran itu Mudah
Berikut adalah penjelasan dari dalil menghafal Al Quran itu mudah yang tercantum dalam QS. Al Qamar: 17.
Penjelasan ini disampaikan oleh Ust. Adi Hidayat dalam video yang diunggah di Adi Hidayat Official pada tanggal 21 April 2020.
Begini penjelasannya.
1. Wa laqad (وَلَقَدْ)
Pertama, ada pada kata laqad (dibaca laqod).
Dalam kaidah bahasa Al Quran, huruf Lam (ل) dan Qod (قَدْ) adalah huruf taukid dan tahqiq. Taukid berfungsi untuk meyakinkan, sedangkan tahqiq berfungsi untuk menjamin kepastian.
Umumnya, dua huruf ini jarang berada di satu kalimat, jika Lam muncul maka Qod-nya tidak muncul, begitu pun sebaliknya, jika Qod muncul justru Lam tidak muncul.
Namun, ketika Lam dan Qod muncul bersamaan dalam satu kata atau kalimat, itu menunjukkan bahwa dalam informasi yang disampaikan terkadang masih ada orang yang meragukan bahkan pada tingkat pesimis.
Mengapa ayat tentang menghafal Al Quran diawali dengan kalimat wa laqad?
Itu menunjukkan bahwa Allah SWT Maha Mengetahui bahwa di kalangan hamba-Nya masih ada yang pesimis dapat menghafalkan Al Quran atau tidak, Allah SWT ingin meyakinkan dan menjamin kepastian bahwa menghafal Al Quran itu mudah.
Apa buktinya?
Saking mudahnya Al Quran itu dihafal, sahabat Nabi Abdullah bin Ummi-Maktum bisa hafal Al Quran walaupun tidak bisa melihat.
Kalau menghafal Al Quran sulit, maka tidak akan ada anak kecil yang Hafal Al Quran, tapi kita sering melihat bahwa banyak anak kecil yang hafal Al Quran.
Itu semua menunjukkan bahwa menghafal Al Quran itu mudah dan sudah dijamin oleh Allah SWT.
2. Yassarnaa (يَسَّرْنَا)
Yassarna berasal dari kata Yusrun (يُسْرٌ) yang berarti mudah.
Di dalam bahasa Arab, untuk menyebut kata mudah, kita dapat menggunakan dua kata berbeda, yaitu Yusrun (يُسْرٌ) dan Sahlun (سَهْلٌ), dua-duanya punya arti yang sama, yaitu mudah.
Namun, ada perbedaan makna diantara keduanya, walaupun secara arti sama.
Sahlun berarti mudah, tapi mudah yang sifatnya relatif. Mudah bagi kamu belum tentu mudah bagi orang lain.
Contoh, bagi orang Arab, bahasa arab itu mudah, namun bagi kita orang Indonesia belum tentu mudah, karena untuk memahaminya kita harus belajar terlebih dahulu.
Itulah mudah yang disebut dengan Sahlun.
Tapi kalau menggunakan kata Yusrun, itu berarti mudah yang tanpa batasan. Semua orang bisa melakukannya tanpa terkecuali.
Contoh, mengambil/mengangkat tissue itu Yusrun, karena kita dapat dengan mudah melakukannya bahkan bayi pun bisa, dan semua orang bisa melakukannya.
Hal seperti ini disebut dengan Yusrun.
Dan pada QS. Al Qamar: 17 Allah SWT menggunakan kata Yassarnaa yang berasal dari kata Yusrun, itu artinya menghafal Al Quran itu mudah dan bisa dilakukan oleh siapapun.
Bahkan saking mudahnya, ada orang yang lumpuh otak tapi dia bisa hafal Al Quran.
Kalau menghafal Al Quran itu sulit, mungkin orang yang lumpuh otak tidak akan pernah bisa hafal Al Quran.
Allah SWT ingin memberikan informasi kepada kita bahwa menghafal Al Quran itu sudah dibuat mudah semudah-mudahnya.
3. Lidzdzikri (لِلذِّكْرِ)
Kata Lidzdzikri berasal dari kata Dzikrun (ذِكْرٌ) yang artinya mengingat.
Dalam bahasa arab, Dzikrun adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan semua aktivitas yang ditujukan hanya untuk mengingat dan mendekat kepada Allah SWT.
Semua aktivitas yang membuat kita dekat dengan Allah disebut dengan Dzikrun atau Dzikir.
Jika merujuk pada ayat yang sedang kita bahas, menghafal Al Quran disebut dengan Dzikir.
Dengan demikian, jika kita ingin dimudahkan dalam proses menghafal Al Quran, maka niatkan dan tujukan semuanya hanya untuk mengingat dan mendekat kepada Allah.
Buang motivasi selain itu.
4. Fahal min muddakir (فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ)
Setelah Allah SWT menerangkan bahwa menghafal Al Quran itu mudah, kita harus yakin dan harus ikhlas hanya karena Allah, kemudian Allah SWT menutup ayat ini dengan kalimat “Maka, adakah orang yang mau mengambil pelajaran?“.
Atau secara lebih mudah bisa diartikan “adakah dari kita yang mau mulai menghafal sekarang?” setelah Allah jelaskan betapa mudahnya menghafal Al Quran.
Hal ini seperti Allah sedang menyindir kita, setelah semuanya dibuat mudah, apakah kita mau mulai menghafal Quran sekarang, kalau belum berarti bukan berarti hafalannya yang susah tapi kitanya yang tidak mau.
Kesimpulan
Walaupun terkadang kita menganggap menghafal Al Quran itu sulit, ternyata Allah sudah memudahkan Al Quran untuk dihafal, seperti firman-Nya dalam QS. Al Qamar: 17.
Dari ayat tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa untuk menghafal Al Quran, kita harus yakin bahwa Allah sudah memudahkan untuk dihafal, kemudian niatkan segala aktivitas menghafal Al Quran hanya untuk mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah, buang jauh-jauh niat di luar itu.
Untuk membantu ikhtiar dalam menghafal Al Quran, kamu bisa menggunakan Al Quran hafalan terbaik yang dapat memudahkanmu dalam proses menghafalkannya.
Wallahualam bish-shawab.