Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dengan tegas menolak tuduhan bahwa Hamas adalah organisasi teroris dalam pidatonya di acara Partai AKP. Menurut Erdogan, Hamas adalah kelompok pembebasan yang berjuang untuk melindungi tanah Palestina dan warganya.
Dalam pernyataannya, Erdogan juga secara terbuka menyebut Israel sebagai negara teroris, menuduh pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ingin memusnahkan kota Gaza dan penduduk Palestina. Erdogan menyatakan bahwa Israel menerapkan strategi pemusnahan total terhadap kota dan penduduk Gaza.
Erdogan tidak hanya mengkritik Israel, tetapi juga menuduh Netanyahu mengancam masyarakat di Gaza dengan bom nuklir. Ia menegaskan niat Turki untuk mengambil langkah-langkah hukum internasional terhadap pemimpin politik dan militer Israel yang dianggapnya melakukan tindakan brutal terhadap rakyat Gaza.
Menanggapi pernyataan Erdogan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh Erdogan sebagai pendukung negara teroris Hamas. Netanyahu menolak menerima ceramah apa pun dari Erdogan, mengklaim bahwa Erdogan mendukung negara teror Hamas dan bahkan membom desa-desa di dalam wilayah Turki sendiri.
Erdogan pada bulan lalu membatalkan rencana kunjungannya ke Israel dengan alasan bahwa “Turki tidak akan pernah menyetujui kekejaman yang dilakukan oleh Tel Aviv.” Meskipun demikian, serangan Israel terhadap Jalur Gaza terus berlanjut, bahkan membombardir Rumah Sakit Al Shifa setelah mengepung rumah sakit terbesar di wilayah tersebut.
Per Senin (13/11), korban tewas akibat agresi Israel ke Gaza sejak 7 Oktober lalu mencapai 11.240 orang, termasuk 4.630 anak-anak dan 3.130 perempuan. Jumlah korban ini melampaui korban meninggal dunia akibat invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022.