Jabal Rahmah adalah sebuah gunung yang berada di Padang Arafah, terletak sekitar 21 kilometer arah tenggara kota Mekah dan memiliki ketinggian 500 MDPL.
Jika kita membaca sejarah para nabi, Jabal Rahmah merupakan tempat bertemunya Nabi Adan dan Hawa setelah berpisah selama ratusan tahun ketika diturunkan oleh Allah dari surga ke bumi, di sinilah keduanya bertemu.
Saat ini, di puncak Jabal Rahmah terdapat sebuah tugu berwarna putih sebagai penanda titik pertemuan antara Adam dan Hawa.
Dahulu, Jabal Rahmah sulit untuk didaki, kemudian atas inisiatif Muhammad bin Ali As-Suhani, pada tahun 559 Hijriyah dibuatlah jalan tangga agar lebih mudah untuk didaki.
Diceritakan dalam sebuah ensiklopedia fiqih haji dan umrah, setelah sekian lama Adam berpisah dengan Hawa, Adam merasa rindu dengan istrinya tersebut, kemudian ia berusaha mencarinya, sampai suatu ketika Allah memerintahkan Adam untuk melaksanakan ibadah haji ke Mekah.
Dalam kitab Ara’is Al-Majlis karya Al-Tsa’aibi dikatakan bahwa Allah mewahyukan kepada Nabi Adam:
“Aku memiliki tanah haram (terhormat) dalam posisis sejajar dengan singgasana-Ku (Arasy). Karena itu, datanglah ke sana dan berkelilinglah (thawaf) sebagaimana dikelilinginya singgasana-Ku. Shalatlah di sana sebagaimana dilaksanakan shalat di sisi singgasana-Ku. Di sanalah aAku memperkenankan doamu.”
Setelah mendapatkan wahyu tersebut, kemudian Nabi Adam berangkat ke arah yang dimaksud dengan bimbingan dari Malaikat Jibril.
Para ulama hadits, seperti Imam At Thabari meriwayatkan bahwa Nabi Adam berangkat dari India menuju Mekah untuk mencari Hawa, kemudian keduanya mendekat ke arah Muzdalifah, dan saling bertemu di Arafah.
Di riwayat lain diceritakan bahwa di Jabal Rahmah Rasulullah pernah wukuf pada saat haji wada’ dan di situ pula turun ayat Al Quran Surat Al Maidah: 3
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Maka, siapa yang terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Maidah: 3)
===
Referensi:
Ensiklopedia Fiqih Haji & Umrah karya Gus Arifin