Iman adalah kepercayaan dan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT, yakin dan percaya terhadap malaikat-Nya, kitab-Nya, rasul-Nya, hari akhir, dan takdir yang baik maupun buruk.
Iman memiliki banyak cabang, yang masing-masing memiliki nilai dan keutamaan tersendiri.
Dalam artikel ini, akan dibahas 7 hadits yang membahas tentang cabang-cabang iman. Hadits-hadits ini akan memberikan kita gambaran yang lebih jelas tentang apa saja cabang-cabang iman tersebut dan bagaimana cara mengamalkannya.
Mari kita mulai.
Hadits Tentang Cabang-Cabang Iman
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْعَظْمِ عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ
“Iman itu ada tujuh puluh cabang, yang paling tinggi adalah ucapan LAA ILAAHA ILLAALLAH dan yang paling rendah adalah menyingkirkan tulang dari jalan, dan malu adalah bagian dari keimanan.” (Hadits Riwayat Abu Dawud No. 4056)
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ
“Iman memiliki lebih dari enam puluh cabang, dan malu adalah bagian dari iman.” (Hadits Riwayat Bukhari No. 8)
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ شُعْبَةً وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ
“Iman itu ada tujuh puluh tiga sampai tujuh puluh sembilan cabang, dan malu adalah termasuk iman.” (Hadits Riwayat Muslim No. 50)
Dari Abu Hurairah dia berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ
“Iman itu ada tujuh puluh tiga sampai tujuh puluh sembilan, atau enam puluh tiga sampai enam puluh sembilan cabang. Yang paling utama adalah perkataan, LAA ILAAHA ILLALLAHU (Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah). Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu itu adalah sebagian dari iman.” (Hadits Riwayat Muslim No. 51)
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ شُعْبَةً وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ
“Iman itu ada tujuh puluh sekian cabang, dan rasa malu adalah salah satu cabang dari keimanan.” (Hadits Riwayat An Nasa’i No. 4918)
Dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ شُعْبَةً أَفْضَلُهَا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَوْضَعُهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ
“Iman itu ada tujuh puluh sekian cabang yang paling utama adalah persaksian bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu adalah salah satu cabang dari keimanan.” (Hadits Riwayat An Nasa’i No. 4919)
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
الْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ
“Rasa malu adalah salah satu cabang dari keimanan.” (Hadits Riwayat An Nasa’i No. 4920)
Pelajaran dan Hikmah
Dari hadits-hadits di atas, kita dapat mengambil beberapa insight, antara lain:
- Ada perbedaan jumlah cabang iman berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, mulai dari 60, 63-69, 70, dan 73-79 cabang.
- Cabang iman yang paling tinggi adalah meyakini bahwa tidak ada Tuhan yang pantas disembah kecuali Allah dengan mengucapkan kalimat “LAA ILAAHA ILLALLAHU”.
- Cabang iman yang paling rendah adalah menyingkirkan sesuatu yang mengganggu di jalan.
- Rasa malu merupakan bagian dari cabang iman.
Semoga dengan mengetahui hadits-hadits tentang iman, kita dapat meningkatkan iman kita kepada Allah SWT.
Wallahu a’lam.