Niat merupakan salah satu hal penting dalam Islam.
Bahkan, niat merupakan hal pertama yang dibahas dalam kitab-kitab hadits, karena pentingnya niat untuk mengawali sesuatu.
Hadits tentang niat yang paling populer adalah hadits yang disampaikan oleh Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
“Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan” (Hadits Riwayat Bukhari No. 1)
Hadits ini menunjukkan bahwa niat memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan nilai suatu amal. Kita hanya akan mendapatkan balasan sesuai niat yang kita inginkan.
Apa itu Niat?
Secara bahasa, niat berarti keinginan. Sedangkan secara istilah syar’i, niat adalah berazam mengerjakan suatu ibadah ikhlas karena Allah, letak niat dalam hati.
Ada beberapa pendapat para ulama tentang definisi niat.
Dalam kitab Fathul Baari, Imam An Nawawi mengatakan bahwa niat adalah keinginan yang ada di dalam hati seseorang. Pendapat serupa diperkuat oleh Syaikh Al Karmani.
Sedangkan Baidhawi mengatakan niat adalah dorongan hati untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan, baik mendatangkan manfaat atau menolak mudharat (keburukan).
Hukum Niat
Para ahli fikih berselisih pendapat tentang niat, apakah niat termasuk ke dalam rukun atau syarat ketika kita melakukan pekerjaan.
Menurut pendapat yang paling kuat, niat di awal pekerjaan adalah rukun dan menyertakannya dalam pekerjaan adalah syarat.
Rukun adalah sesuatu yang wajib dilakukan ketika mengerjakan sesuatu, sedangkan syarat adalah sesuatu yang wajib dipenuhi sebelum melakukan sesuatu.
Contoh: sebelum melakukan shalat kita diperintahkan agar berada dalam keadaan suci dari hadats atau najis, maka kita diperintahkan untuk bersuci, dan ini adalah syarat. Sedangkan rukun contohnya ketika dalam shalat kita diperintahkan untuk membaca surat al fatihah sebagai salah satu rangkaian ibadah shalat.
Niat dalam Kehidupan Sehari-hari
Niat juga diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal-hal yang bukan ibadah. Misalnya, ketika kita belajar, maka kita harus berniat untuk belajar karena Allah SWT. Ketika kita bekerja, maka kita harus berniat untuk bekerja karena Allah SWT. Ketika kita menolong orang lain, maka kita harus berniat untuk menolong orang lain karena Allah SWT.
Ibnu Daqaiq Al’id berkata bahwa suatu pekerjaan yang dilakukan dengan niat maka akan mendapatkan pahala, sedangkan sesuatu yang tidak dilakukan dengan niat tidak akan mendatangkan pahala.
Niat yang baik akan menjadikan suatu perbuatan menjadi lebih bernilai di sisi Allah SWT. Bahkan, niat yang baik dapat mengubah suatu perbuatan yang biasa-biasa saja menjadi perbuatan yang besar pahalanya.
Kesimpulan
Niat merupakan hal penting dalam Islam, terutama dalam ibadah. Niat yang baik akan menjadikan suatu amal menjadi lebih bernilai di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk meningkatkan niat kita agar amal kita diterima oleh Allah SWT.
Wallahu a’lam.
===
Referensi:
- Kitab Shahih Al Bukhari
- Kitab Fathul Baari karya Ibnu Hajar Al Asqalani dengan peneliti Syaikh Abdul Aziz Abdullah bin Baz