Selain puasa wajib yang kita laksanakan pada Bulan Ramadhan, ada beberapa puasa sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, seperti puasa Asyura, puasa syawal, senin kamis dan masih banyak lagi.
Salah satu amalan puasa yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah puasa di Bulan Sya’ban, bulan sebelum bulan Ramadhan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas hadits-hadits yang berkaitan dengan aktivitas puasa Rasulullah di Bulan Sya’ban hingga bagaimana cara Rasulullah mengerjakannya.
Mari kita mulai.
Hadits Tentang Puasa Sya’ban
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, dia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa terus menerus hingga kami berkata, beliau tidak pernah berbuka. Beliau juga pernah berbuka terus menerus hingga kami berkata, bahwa beliau tidak pernah berpuasa. Aku tidak melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melengkapi puasanya satu bulan penuh kecuali bulan Ramadan. Dan aku tidak melihatnya banyak berpuasa dalam satu bulan kecuali pada bulan Sya’ban.” (Hadits Riwayat Bukhari No. 1833)
Hadits serupa juga terdapat para Kitab Al-Muwatha Imam Malik No. 601.
Hadits berikutnya datang dari Abu Salamah bahwa Aisyah radhiallahu ‘anha menceritakan kepadanya, dia berkata,
لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ وَكَانَ يَقُولُ خُذُوا مِنْ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا وَأَحَبُّ الصَّلَاةِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ وَإِنْ قَلَّتْ وَكَانَ إِذَا صَلَّى صَلَاةً دَاوَمَ عَلَيْهَا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah berpuasa [sunah] pada suatu bulan melebihi puasa pada bulan Sya’ban, bahkan beliau biasa berpuasa di bulan Sya’ban seluruhnya. Beliau bersabda, ‘Kerjakanlah amal-amal apapun yang kalian mampu, sesungguhnya Allah tidak bosan hingga kalian bosan’. Shalat yang paling dicintai Nab shallallahu ‘alaihi wasallam adalah yang dikerjakan terus-menerus meskipun sedikit; dan biasanya beliau apabila mengerjakan shalat, maka beliau akan melakukannya terus-menerus.” (Hadits Riwayat Bukhari No. 1834)
Penjelasan
Melalui hadits-hadits di atas, apakah artinya Rasulullah berpuasa satu bulan penuh selama Bulan Sya’ban?
Imam At-Tirmidzi menukil penjelasan dan Ibnu Al Mubarak bahwa beliau menjelaskan, menurut kaidah bahasa Arab, apabila seseorang berpuasa di sebagian besar hari dari satu bulan tersebut, maka ia bisa dikatakan berpuasa sebulan penuh.
Misal, jika kamu berpuasa selama 25 hari selama bulan Sya’ban, sedangkan Bulan Sya’ban berjumlah 30 hari, maka kamu boleh mengatakan bahwa kamu berpuasa satu bulan penuh selama Sya’ban.
Namun, Ath Thaibi tidak sependapat dengan itu.
Menurutnya, makna ‘seluruhnya’ dalam hadits di atas adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terkadang berpuasa satu bulan penuh di Bulan Sya’ban dan terkadang berpuasa di sebagian besar hari selama Bulan Sya’ban (tidak satu bulan penuh).
Hal ini dilakukan agar tidak timbul persepsi bahwa puasa sebulan penuh pada bulan Sya’ban adalah hal wajib seperti puasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan.
Sebagian ulama mengatakan bahwa makna ‘seluruhnya’ pada hadits di atas dapat pula diartikan bahwa Rasulullah terkadang mengerjakan puasa pada awal bulan Sya’ban, pertengahan dan pada akhir bulannya saja.
Pendapat yang paling kuat adalah bahwa Rasulullah tidak pernah berpuasa selama satu bulan penuh sejak pindah ke Madinah, hal ini diperkuat oleh sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Sa’ad bin Hisyam dari Aisyah yang isinya “Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah berpuasa sebulan penuh sejak datang ke Madinah selain bulan Ramadhan”.
Alasan Mengapa Nabi Banyak Berpuasa di Bulan Sya’ban
Ada banyak hikmah atau insight yang bisa kita dapatkan dari kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa di bulan Sya’ban.
Para ulama menjelaskan beberapa alasan mengapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sering berpuasa di bulan Sya’ban, walaupun diantara para ulama terjadi perbedaan pendapat.
Berikut beberapa pendapat para ulama:
- Nabi sering mengerjakan puasa 3 hari dalam satu bulan, namun pada suatu masa beliau sibuk bepergian dan hal lainnya yang mengakibatkan beliau tidak sempat puasa 3 hari pada bulan-bulan tersebut, akhirnya beliau mengumpulkan puasa 3 hari yang tidak sempat Beliau laksanakan dan dilaksanakan pada bulan Sya’ban. Hal ini tercantum dalam sebuah hadits yang lemah yang diriwayatkan oleh Ath Thabrani di dalam kita Al Ausath melalui jalur Ibnu Abi Laila yang isinya “Rasulullah SAW biasa berpuasa 3 hari pada setiap bulan, terkadang beliau mengakhirkannya hingga terkumpul puasa satu tahun lalu dikerjakannya pada bulan Sya’ban”.
- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan puasa Sya’ban sebagai bentuk pemuliaan terhadap bulan Ramadhan.
- Istri-istri Nabi biasa mengganti utang puasa Ramadhan di bulan Sya’ban, namun pendapat ini merupakan kebalikan dari alasan mengapa istri-istri nabi sengaja mengakhirkan mengganti utang puasa Ramadhan sampai bulan Sya’ban dikarenakan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lebih banyak puasa di bulan tersebut.
Namun, ada alasan yang lebih kuat mengapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa di bulan Sya’ban. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh An Nasa’i, Abu Dawud dan dinyatakan shahih oleh Ibnu Khuzaimah dan Usamah bin Zaid, ia berkata,
وَلَمْ أَرَكَ تَصُومُ مِنْ شَهْرٍ مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَاكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ يُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Aku tidak pernah melihatmu berpuasa di suatu bulan melebihi puasa yang engkau lakukan pada bulan Sya’ban.” Beliau bersabda, “Itu adalah bulan yang banyak dilalaikan manusia, yaitu antara Rajab dan Ramadhan, ia adalah bulan dimana amalan-amalan diangkat kepada Tuhan pemilik alam semesta, dan aku ingin agar amalanku diangkat sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.”
Hadits serupa juga diriwayatkan oleh Ahmad no. 20758.
Itulah penjelasan tentang puasa bulan Sya’ban dan alasan mengapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan puasa tersebut.
Wallahu a’lam.