Manisnya iman adalah perasaan bahagia dan damai yang dirasakan oleh seorang Muslim dalam kehidupan sehari-harinya.
Iman yang kuat akan membuat seorang Muslim merasa dekat dengan Allah SWT, dan merasa yakin bahwa Allah SWT akan selalu melindungi dan menolongnya.
Berikut adalah beberapa contoh ketika kita mendapatkan manisnya iman:
- Tenang dan damai dalam menghadapi berbagai ujian dan tantangan hidup. Ia yakin bahwa Allah SWT akan selalu bersamanya dan akan memberikan jalan keluar dari setiap masalah yang dihadapinya.
- Bahagia dan ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT. Ia merasa senang dan menikmati setiap momen ibadahnya, karena ia yakin bahwa ibadah tersebut akan mendekatkannya kepada Allah SWT.
- Tulus dan ikhlas dalam berbuat baik kepada sesama manusia. Ia tidak mengharapkan balasan dari manusia, karena ia yakin bahwa balasan yang sesungguhnya adalah dari Allah SWT.
Namun, untuk mendapatkan manisnya iman, kamu perlu memiliki 3 kriteria berikut ini berdasarkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Hadits Tentang Manisnya Iman
Dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
“Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka” (Hadits Riwayat Bukhari No. 15)
Cara Mendapatkan Manisnya Iman
Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa ada tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman.
Manisnya iman adalah sebuah perasaan yang sulit untuk dilukiskan, tetapi dapat dirasakan oleh orang yang benar-benar beriman.
1. Menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari apapun
Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan dasar dari keimanan.
Seorang mukmin yang benar-benar beriman akan menjadikan Allah dan Rasul-Nya sebagai prioritas utama dalam hidupnya. Ia akan mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari cintanya kepada diri sendiri, keluarga, harta, dan kesenangan duniawi.
Cinta kepada Allah dapat diwujudkan dengan cara melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Cinta kepada Rasul-Nya dapat diwujudkan dengan cara mengikuti sunnah-sunnahnya dan meneladani akhlaknya.
2. Mencintai seseorang karena Allah
Cinta kepada sesama manusia juga merupakan bagian dari keimanan. Namun, cinta kepada sesama manusia haruslah didasari oleh kecintaan kepada Allah. Artinya, kita mencintai seseorang bukan karena hartanya, kedudukannya, atau kecantikannya, melainkan karena Allah.
Cinta kepada sesama manusia karena Allah akan melahirkan sikap saling menyayangi, saling menghormati, dan saling membantu. Hal ini akan menciptakan kedamaian dan kerukunan dalam masyarakat.
3. Benci kepada kekufuran seperti ia membenci dilempar ke neraka
Kekufuran adalah kondisi di mana seseorang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Seorang mukmin yang benar-benar beriman akan membenci kekufuran dan akan berusaha sekuat tenaga untuk menghindarinya.
Kebencian kepada kekufuran akan melahirkan sikap teguh pendirian dalam iman dan menjauhi segala bentuk kemusyrikan dan bid’ah.
Demikianlah penjelasan dari hadits tentang tiga perkara yang dapat mendatangkan manisnya iman. Semoga kita dapat mengamalkan ketiga perkara tersebut agar dapat merasakan manisnya iman dalam kehidupan kita.
Wallahu a’lam.