Dalam madzhab Imam Syafi’I, ada 9 hal yang dapat membatalkan puasa, dan dari 9 hal tersebut, berbohong tidak termasuk di dalamnya.
Dengan demikian, secara fikih berbohong tidak membatalkan puasa. Namun, berbohong mempunyai efek terhadap kualitas puasa kita.
Pada artikel ini, kita akan membahas tentang berbohong saat puasa menurut hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam dan penjelasan para ulama.
Hadits Tentang Berbohong Saat Puasa
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ بِأَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan pengamalannya, maka Allah tidak butuh kepada perbuatannya yang meninggalkan makan dan minumnya.” (Hadits Riwayat Tirmidzi No. 641)
Melalui hadits di atas, kita dilarang untuk berkata dusta dan segala bentuk pengamalannya ketika sedang berpuasa.
Ibnu Hajar Al Asqalani mengatakan ada hadits serupa yang datang dari Anas bin Malik dan diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam kitab Al Ausath dengan kalimat “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan kotor dan dusta”.
Melalui riwayat tersebut, selain larangan berkata dusta, kita juga dilarang untuk berkata kotor selama berpuasa.
Dampak Berbohong Saat Puasa
Apa yang akan terjadi ketika kita berbohong saat puasa?
Walaupun secara fikih puasanya sah, namun kita dilarang berkata kotor dan dusta selama puasa oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.
Menurut Abu Umar bin Abdil Barr berpendapat bahwa kalimat “maka Allah tidak butuh” dalam hadits di atas memiliki makna implisit, karena sejatinya memang Alah SWT tidak membutuhkan apapun.
Pendapat lain disampaikan oleh Ibnu Al Manayyar, beliau berpendapat bahwa kalimat “maka Allah tidak butuh” adalah kiasan yang dipakai untuk menyampaikan sebuah amalan yang tidak diterima.
Analoginya seperti saat kita memberikan hadiah kepada teman, kemudian teman tersebut berkata “saya tidak butuh” itu artinya teman kita menolak apa yang kita berikan.
Jadi, ketika kita berbohong saat puasa dan Allah tidak butuh dengan ibadah puasa kita, itu artinya Allah tidak menerima puasa kita.
Walaupun tidak membatalkan puasa, namun berdasarkan penjelasan di atas, dusta atau berbohong saat puasa dapat menjadi sebab kita tidak mendapatkan pahala puasa, kita hanya mendapatkan rasa lapar dan dahaga saja.
Padahal banyak keutamaan yang kita dapat peroleh ketika kita menjalankan puasa dengan benar dan sesuai tuntunan.
Kesimpulan
Berbohong atau berdusta tidak membatalkan puasa, karena bukan termasuk ke dalam 9 hal yang membatalkan puasa, namun ketika kita berbohong saat puasa, maka hal tersebut akan merusak pahala puasa kita, bahkan bisa menjadi sebab puasa kita tidak diterima oleh Allah SWT.
Sebaiknya kita menghindari perilaku dusta ini, karena salah satu ciri orang munafik adalah suka berbohong, dan kita tidak ingin menjadi orang yang munafik.
Wallahu a’lam.